TNews, BENGKULU – Dalam rangka Pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah di Wilayah Provinsi Bengkulu khususnya Kota Bengkulu serta dalam mengaplikasikan Kebijakan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga (Jakstrada) Provinsi Bengkulu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah resmi melepas 33 Peserta Study Tiru Pengelolaah Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) 2024 di Lapangan Apel Kantor Gubernur Bengkulu, Senin (23/09/2024).
Pelepasan 33 peserta ini berpedoman pada Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 19 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah untuk melakukan pengurangan dan penanganan sampah di Provinsi Bengkulu.
“Permasalahan sampah ini menjadi persoalan yang pelik bagi kota – kota besar di Indonesia. Semakin hari semakin bertambah volume sampah, sedangkan ketersediaan lahan dan perluasan diperlukan investasi yang tidak kalah besarnya. Resistensi atau penolakan warga sekitar TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tidak kalah pentingnya yang membuat permasalahn semakin pelik bagi pemerintah setempat,” ucap Rohidin dalam sambutannya.
Dikatakan Rohidin, yang menjadi permasalahan selama ini adalah ketersediaan lahan serta bau dari penumpukan sampah yang berupa gas metana ke udara, menyebabkan bukan hanya berdampak pada potensi pencemaran lingkungan, baik tanah, air dan juga mempengaruhi kualitas udara sekitar dimana penumpukan sampah terjadi.
Rohidin juga berpesan kepada para peserta agar selalu menjaga etika selama perjalanan.
“Etika itu penting. Dengarkan dengan baik setiap informasi yang diberikan. Dengan begitu, kita bisa dinilai berharga dan menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain,” ucapnya.
Dengan terbentuknya kelompok masyarakat sadar lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah, Rohidin berharap para kelompok mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi.
“Kader lingkungan melalui organisasi bank sampah ini harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Provinsi Bengkulu khususnya Kota Bengkulu menuju Zero Waste, Zero Emission,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring menjelaskan, tujuan studi tiru ini untuk mendapatkan langkah-langkah para perserta yang berhasil dari awal pendirian, pengelolaan, hingga program yang bisa diterapkan di kelompok kader binaan mereka masing-masing setelah kembali.
“Program yang berkelanjutan ini akan terus didorong pada tahun-tahun yang akan datang dengan diversifikasi program lainnya dengan sinergi baru,” tambah Usin.
Diketahui, Para peserta ini akan berkunjung ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, dan Depok. Tujuannya adalah untuk mempelajari cara pengelolaan sampah di kota-kota tersebut, yang diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi Bengkulu.*